10 Agustus 2009

Steak Trader Preference Toward the Purchasing on Local and Import Beef Cattle in Bandung

Ratna Kusumadewi
(Adjat Sudradjat, Nugraha Setiawan)

Abstract
This study was started in 16th until 24th June, 2009. The study about the steak trader preference toward the purchasing on local and import beef cattle was conducted in some restaurants which are located in Bandung city. The reason is to understand some attributes that are considered by the steak trader in Bandung on purchasing beef cattle and to know the preference of the steak trader in Bandung city toward local and import beef cattle.
The method used in this research is census. Datas are from primary data (observation and direct interview) and secondary data (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung;UPTD RPH Dinas Pertanian). The first analytical analysis is to find what are the attributes that are considered by the steak trader (valid), and followed by using Fishbein method in the second step.
The result of this study is that the attributes that are considered by the steak trader are price, the origin of beef cattle, freshness, color of beef, hygiene, typical aroma, texture, the amount and distribution of fat, and beef elasticity. After using the Fishbein method, the result is that the preference of the steak trader toward local and import beef cattle are the same, which is positive.
Keywords: Attributes, Import beef cattle, Local beef cattle, Steak trader, Preference.

Abstrak
Penelitian ini dimulai pada tanggal 16 sampai 24 Juni 2009. Penelitian mengenai preferensi pengusaha steak terhadap pembelian daging sapi lokal dan impor dilakukan di restoran dan warung steak yang berdomisili di Kota Bandung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui atribut-atribut apa saja yang menjadi pertimbangan para pengusaha steak di Kota Bandung dalam pembelian daging sapi dan untuk mengetahui preferensi pengusaha steak terhadap daging yang berasal dari sapi lokal dan impor.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah sensus. Data yang diperoleh dalam penelitian ini berasal dari data primer (pengamatan dan wawancara langsung) dan data sekunder (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung;UPTD RPH Dinas Pertanian). Analisis tahap pertama dilakukan untuk mencari atribut-atribut daging sapi yang dipertimbangkan oleh para responden (valid), tahap selanjutnya dengan menggunakan model Fishbein.
Hasil dari penelitian ini adalah bahwa atribut-atribut yang menjadi pertimbangan para pengusaha steak adalah harga, asal daging sapi, kesegaran, warna daging, kebersihan, bau khas, tekstur, jumlah dan distribusi lemak serta keempukan daging. Hasil analisis dengan menggunakan model Fishbein adalah bahwa preferensi pengusaha steak terhadap daging sapi lokal dan impor sama, yaitu positif.
Kata Kunci: Atribut, Daging sapi impor, Daging sapi lokal, Pengusaha steak, Preferensi.

03 Agustus 2009

Correlation Between Member Perception on Effectiveness Leadership Group Leader and Group Dynamics Egg Duck Farmer

Temmi Heryuanto
(Dr. H. M. Munandar Sulaeman - Dr. Ir. Lilis Nurlina, M.Si)

Abstract
A research about correlation between perception of group member on ffectiveness leadership group leader and group dynamics egg duck farmer, had done at Kelompok Tani Ternak Itik (KTTI) Tigan Mekar Karanganyar Village, Panguragan District, Cirebon Regency. The research was conducted on 25 may until 14 june 2009. The research was aimed to find out (a) perception of group member on effectiveness leadership group leader egg duck farmers, (b) group dynamics egg duck farmers, (c) corellation between perception of group member on effectiveness leadership group leader and group dynamics egg duck farmers. The research was using cencus method with number of respondent 35 persons at Kelompok Tani Ternak Itik (KTTI) Tigan Mekar. The result of research showed that (1) perception of group member on effectiveness leadership group leader egg duck farmers was high category class, (2) group dynamics egg duck farmers was high category class, (3) correlation between perception of group member on effectiveness leadership group leader and group dynamics egg duck farmers the occupied statistic analysis is rank spearman coefficient correlation and Guilford rules, based on statistic analysis result was 0.558. It meant that was a moderate relation between perception of group member on effectiveness leadership group leader and group dynamics egg duck farmers. That showed effectiveness leadership can to stimulate group dynamics Kelompok Tani Ternak Itik (KTTI) Tigan Mekar, so that may effectiveness leadership could to lead to achieve together purpose.
Key Words : effectiveness leadership group leader, group dynamics

Abstrak
Penelitian mengenai hubungan antara persepsi anggota terhadap efektivitas kepemimpinan ketua kelompok dengan dinamika kelompok peternak itik petelur, telah dilaksanakan di Kelompok Tani Ternak Itik (KTTI) Tigan Mekar Desa Karanganyar, Kecamatan Panguragan, Kabupaten Cirebon. Penelitian ini dilakukan dari 25 Mei sampai 14 Juni 2009. Penelitian ini bertujuan untuk : (a) mengetahui sejauhmana efektivitas kepemimpinan ketua kelompok peternak itik petelur, (b) mengetahui sejauhmana dinamika kelompok peternak itik petelur, (c) mengetahui hubungan antara persepsi anggota terhadap efektivitas kepemimpinan ketua kelompok dengan dinamika kelompok peternak itik petelur. Penelitian ini dilakukan dengan metode sensus kepada 35 orang peternak yang menjadi anggota Kelompok Tani Ternak Itik (KTTI) Tigan Mekar di Desa Karanganyar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) persepsi anggota terhadap efektivitas kepemimpinan ketua kelompok peternak itik petelur termasuk kategori tinggi, (2) dinamika kelompok peternak itik petelur termasuk kategori tinggi, (3) hubungan antara perspsi anggota terhadap efektivitas kepemimpinan ketua kelompok dengan dinamika kelompok peternak itik petelur diperoleh koefisien korelasi rank Spearman sebesar 0,558. Hal ini jika dinterpretasikan ke dalam aturan Guilford berada pada tingkat moderat, hal ini menunjukkan bahwa efektivitas kepemimpinan ketua kelompok mampu mendorong dinamika Kelompok Tani Ternak Itik (KTTI) Tigan Mekar, sehingga diharapkan peran efektivitas kepemimpinan mampu membawa kelompok dalam mencapai tujuan bersama.
Kata Kunci: efektivitas kepemimpinan ketua kelompok, dinamika kelompok

The Response of Egg Duck Farmer to Poultry Integration with Plant Programme

Eko Febrianto
(Dr. H. M. Munandar Sulaeman - Dr. Ir. Lilis Nurlina, M.Si)

Abstract
This research was aimed to find out the cognitive, affective, and psycomotoric response on egg duck farmer to Poultry Integration with Plant Programme, and to find out the correlation between cognitive response and affective response to Integration with Plant Programme. The research was conducted at KTTI Tigan Mekar Karanganyar Village, Panguragan District, Cirebon Regency. From May 25th until June 7th 2009. The research was using cencus method. On 17 respondents from 36 members of the groups, because only 17 person who receive a help to Poultry Integration with Plant Programme. The result showed that a level of cognitive and affective response had a good response (70.59%). The degrees of correlation between cognitive and affective response egg duck farmers to psycomotoric response in implementation application poultry integration with plant Programme had a positive Correlation with correlation value (rs= 0.754). It means that higher level cognitive and affective, so make the higher level of psycomotoric response in implementation application Poultry Integration with Plant Programme.
Key Words: Cognitive response, Affective response, Psycomotoric response, Poultry Integration with Plant Programme

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon kognitif, afektif dan psikomotorik peternak itik petelur terhadap Program Integrasi Unggas dengan Tanaman, dan untuk mengetahui hubungan antara respon kognitif dan respon afektif peternak itik petelur terhadap psikomotorik dalam penerapan implementasi Program Integrasi Unggas dengan Tanaman. Penelitian dilakukan di Kelompok Tani ternak Itik Tigan Mekar, Desa Karanganyar, Kecamatan Panguragan, Kabupaten Cirebon, 25 Mei 2009 – 7 Juni 2009. Penelitian menggunakan metode sensus. Responden dalam penelitian ini sebanyak 17 orang dari 36 anggota kelompok, karena hanya 17 orang yang menerima bantuan dalam program Integrasi Unggas dengan Tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat respon kognitif dan afektif responden berada pada tingkat respon cukup baik (70,59%), dan tingkat respon psikomotoriknya berada pada tingkat respon cukup baik (47,06%). Derajat hubungan antara respon kognitif dan respon afektif peternak itik petelur terhadap psikomotorik dalam penerapan implementasi Program Integrasi Unggas dengan Tanaman memiliki hubungan yang positif (hubungan erat) dengan nilai korelasinya (rs = 0,754), yang berarti bahwa semakin tinggi tingkat respon kognitif dan afektifnya, maka semakin tinggi pula tingkat respon psikomotorik dalam penerapan implementasi Program Integrasi Unggas dengan Tanaman.
Kata Kunci: Respon Kognitif, Respon Afektif, Respon Psikomotorik, Program Integrasi Unggas dengan Tanaman

The Correlation Between Innovation Characteristic on Poultry-Crop Integration Programme with Egg Duck Farmer Adoption Innovation Process

Yudi Permana
(Dr. H. M. Munandar Sulaeman - Dr. Ir. Lilis Nurlina, M.Si)

Abstract
The research was conducted on 25th May until 7th June 2009 and took place in Karanganyar Village, Panguragan District, Cirebon Regency. The aim for the research was to observe innovation characteristic on Poultry-Crop Integration Programme, level of adoption innovation by egg duck farmer on Poultry-Crop Integration Programme, and correlation between innovation characteristic on Poultry-Crop Integration Programme with egg duck farmer adoption-innovation in Tigan Mekar Farmer Group. The research was using census method, and Rank Sprearman analysis to analyze data. The result showed that Rank Spearman (Rs) score for the relation between innovation characteristic on Poultry-Crop Integration Programme (X variable) with level of egg duck farmer adoption innovation (Y variable) is 0,569 and if it interpreted to Guilford Regulation, it was showed that both variables have moderate relation, that means both variables have close relation and effected the successful of Poultry-Crop Integration Programme.
Key Words: Innovation characteristic, Adoption innovation, Tigan Mekar, Poultry-Crop Integration.

Abstrak
Penelitian ini telah dilaksanakan di Desa Karanganyar, Kecamatan Panguragan, Kabupaten Cirebon, selama 2 minggu pada tanggal 25 Mei dan 7 Juni 2009. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui sifat inovasi Program Integrasi Unggas-Tanaman (PIUT), tingkat adopsi inovasi peternak itik petelur terhadap inovasi PIUT dan bagaimana hubungan antara sifat inovasi PIUT dengan tingkat adopsi peternak itik petelur pada Kelompok Tani Ternak Itik (KTTI) Tigan Mekar.. Penelitian ini menggunakan metode sensus dan data dianalisa menggunakan analisis Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai hubungan antara sifat inovasi PIUT (variabel X) dan tingkat adopsi inovasi (variabel Y) memiliki nilai Rank Spearman (Rs) sebesar 0,569, yang jika diinterprestasikan ke dalam aturan Guilford (1956) yang dikutip Setiawan (2001) yang berarti hubungan kedua variable tersebut. Hubungan moderat ini menandakan bahwa hubungan kedua variabel cukup erat yang menjadikan variabel sifat inovasi dan proses adopsi inovasi cukup menunjang dalam proses keberhasilannya.
Kata Kunci : Sifat Inovasi, Adopsi Inovasi, Integrasi Unggas-Tanaman,Tigan Mekar.

05 April 2009

Daging dan Telur Ayam Sumber Protein Murah

Nugraha Setiawan
Protein merupakan salah satu zat makanan yang diperlukan oleh manusia agar bisa bertumbuh kembang dan tetap sehat. Fungsi protein antara lain untuk membuat dan memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak. Dengan demikian, ketersediaan protein dalam menu makanan tidak saja diperlukan oleh anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan, juga dibutuhkan oleh orang-orang dewasa. Dibandingkan dengan bahan makanan sumber karbohidrat, biaya yang harus dikeluarkan untuk bahan makanan sumber protein relatif lebih mahal. Akan tetapi bahan makanan sumber protein harus tersedia dalam menu makanan seharihari, agar tubuh kita memperoleh asupan gizi yang seimbang. Kecukupan konsumsi protein akan menjadi masalah, manakala banyak keluarga dengan tingkat perekonomian yang terbatas tidak mampu menyediakan protein yang optimal dalam menu makanan sehari-hari bagi keluarganya. Kecukupan konsumsi protein, tidak hanya terkait dengan masalah kesehatan. Banyak literatur menyatakan konsumsi protein sangat berkaitan dengan tingkat intelegensia. Artinya, untuk membangun sumber daya manusia yang berkualitas, salah satu hal yang harus menjadi perhatian yaitu memenuhi kebutuhan akan protein.

Tulisan Lengkap Download di:Pustaka Unpad (pdf)

14 Maret 2009

Performa Kelembagaan, Struktur Permodalan, Dan Usaha Koperasi Peternakan Di Jawa Barat

Nugraha Setiawan

Koperasi yang memiliki usaha di sektor peternakan sangat sedikit, bahkan yang core business-nya peternakan proporsinya kurang dari setengah persen dari seluruh koperasi yang ada di Jawa Barat. Banyak dari koperasi tersebut yang didirikan pada tahun 1999, yaitu ketika dicanangkannya penyaluran KUT besar-besaran oleh pemerintah. Dengan demikian bisa disebutkan bahwa berdirinya koperasi peternakan banyak dipengaruhi oleh adanya kebijakan pemerintah.
Sebagian besar koperasi peternakan hanya memiliki anggota di bawah 200 orang, dan yang telah melakukan RAT sebelum pertengahan tahun masih kurang dari setengahnya. Pengurus koperasi umumnya berjumlah 3 orang dan pengawas 5 orang, sedangkan kualifikasi pendidikan Ketua Pengurus sebagian besar berpendidikan SLTA. Kebanyakan koperasi masih belum menggunakan tenaga manajer untuk melaksanakan usahanya, tapi pada umumnya sudah mempekerjakan karyawan. Disamping itu sedikit sekali koperasi yang telah melakukan auditing terhadap kinerjanya.
Struktur permodalan koperasi peternakan umumnya masih didominasi oleh modal sendiri yaitu berasal dari simpanan wajib dan simpanan pokok anggota, serta dana cadangan. Sementara dana luar juga berasal dari anggota yang berupa simpanan sukarela. Aset lain yang berupa kantor sendiri baru dimiliki oleh separuh koperasi peternakan yang ada di Jawa Barat.
Koperasi peternakan di Jawa Barat yang telah melakukan sistem pembukuan akuntansi proporsinya relatif kecil, tetapi pada umumnya sudah membuat neraca dan perhitungan rugi/laba. Volume usaha koperasi kebanyakan di bawah 500 juta rupiah, dengan besar SHU di bawah 50 juta. Dalam bidang usaha, umumnya koperasi masih merupakan pemain lokal dan regional, dan hanya sedikit yang melakukan kerjasama formal dengan fihak lain. Walaupun demikian sebagian besar koperasi menyebutkan selalu membuat rencana operasional serta rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi.

Tulisan lengkap: Download di Pustaka Unpad (pdf)

Kajian Dinamika Organisasi Pada Koperasi Peternakan

Nugraha Setiawan

Koperasi memiliki perangkat organisasi yang terdiri atas rapat anggota, jajaran pengurus, dan pengawas. Rapat Anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam kehidupan berkoperasi. Perangkat organisasi lain yaitu Pengurus Koperasi mengemban kepercayaan anggota koperasi yang diputuskan dalam rapat anggota, dan dalam mengawasi jalannya koperasi, Pengawas berkewajiban untuk menilai apakah upaya yang dijalankan sudah sesuai dengan tujuannya atau tidak. Mengutamakan manusia dalam pembangunan, termasuk dalam pembangunan koperasi, sering tidak semulus konsep idealnya. Koperasi yang seharusnya mengutamakan para anggota, sering terkalahkan oleh kepentingan-kepentingan lain, baik itu dari dalam koperasi sendiri maupun dari luar koperasi, sementara para anggota kesejahteraannya terabaikan. Hal ini pada akhirnya bisa menyebabkan keruntuhan institusi koperasi. Untuk melihat perkembangan koperasi, antara lain dapat dilihat dari kondisi dinamika organisasinya. Organisasi yang dinamis selalu ditandai dengan adanya kegiatan interaksi, baik dalam organisasinya sendiri, maupun dengan pihak-pihak luar. Interaksi harus dilakukan sebagai suatu cara untuk mencapai tujuan organisasi tersebut.

Tulisan lengkap: Download di Pustaka Unpad (pdf)

11 Maret 2009

Perkembangan Konsumsi Protein Hewani di Indonesia:Analisis Hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional 2002-2005

Nugraha Setiawan

Tulisan ini bertujuan mengkaji perkembangan konsumsi protein hewani di Indonesia antara tahun 2002-2005, dengan melakukan pendalaman pada sumber protein asal ternak. Metode studi memakai pendekatan penelaahan data sekunder, dengan menggunakan analisis statistik deskriptif. Hasil pengkajian menunjukkan, telah terjadi peningkatan konsumsi protein. Namun jika dilihat dari sumbernya, konsumsi protein hewani masih kurang memadai. Sebagian besar protein hewani yang dikonsumsi berasal dari produk perikanan, walaupun ada kecenderungan konsumsi protein yang berasal dari produk peternakan semakin meningkat. Pada awalnya, yang lebih banyak dikonsumsi adalah protein yang berasal dari telur dan susu, tetapi kemudian berubah menjadi lebih banyak bersumber dari daging.

Tulisan lengkap: Download di Pustaka Unpad (pdf)

21 Februari 2009

Labor Structure and Labor Force Participation Rate in Rural of Indonesia: Analyse of 2006 National Labor Force Survey.

Nugraha Setiawan
Journal of Socio Economics 13(1): 31-39

Abstract
The study is aimed at analyzing labor structure in rural area, by carrying out study on working age population, labor force, and labor force participation rate. Secondary data analysis approach was used in this study. The data form Sakernas (National Labor Force Survey) 2006 was analyzed by a descriptive statistical analysis. The result of the study showed that proportion of working age population and labor force in rural area it was more younger and lower education than urban area. However, if we take look at rural labor force participation rate was more higher than urban area, in the all of age and education attainment groups.
Keywords: age, education, labor force, labor force participation rate, rural.