14 Maret 2009

Performa Kelembagaan, Struktur Permodalan, Dan Usaha Koperasi Peternakan Di Jawa Barat

Nugraha Setiawan

Koperasi yang memiliki usaha di sektor peternakan sangat sedikit, bahkan yang core business-nya peternakan proporsinya kurang dari setengah persen dari seluruh koperasi yang ada di Jawa Barat. Banyak dari koperasi tersebut yang didirikan pada tahun 1999, yaitu ketika dicanangkannya penyaluran KUT besar-besaran oleh pemerintah. Dengan demikian bisa disebutkan bahwa berdirinya koperasi peternakan banyak dipengaruhi oleh adanya kebijakan pemerintah.
Sebagian besar koperasi peternakan hanya memiliki anggota di bawah 200 orang, dan yang telah melakukan RAT sebelum pertengahan tahun masih kurang dari setengahnya. Pengurus koperasi umumnya berjumlah 3 orang dan pengawas 5 orang, sedangkan kualifikasi pendidikan Ketua Pengurus sebagian besar berpendidikan SLTA. Kebanyakan koperasi masih belum menggunakan tenaga manajer untuk melaksanakan usahanya, tapi pada umumnya sudah mempekerjakan karyawan. Disamping itu sedikit sekali koperasi yang telah melakukan auditing terhadap kinerjanya.
Struktur permodalan koperasi peternakan umumnya masih didominasi oleh modal sendiri yaitu berasal dari simpanan wajib dan simpanan pokok anggota, serta dana cadangan. Sementara dana luar juga berasal dari anggota yang berupa simpanan sukarela. Aset lain yang berupa kantor sendiri baru dimiliki oleh separuh koperasi peternakan yang ada di Jawa Barat.
Koperasi peternakan di Jawa Barat yang telah melakukan sistem pembukuan akuntansi proporsinya relatif kecil, tetapi pada umumnya sudah membuat neraca dan perhitungan rugi/laba. Volume usaha koperasi kebanyakan di bawah 500 juta rupiah, dengan besar SHU di bawah 50 juta. Dalam bidang usaha, umumnya koperasi masih merupakan pemain lokal dan regional, dan hanya sedikit yang melakukan kerjasama formal dengan fihak lain. Walaupun demikian sebagian besar koperasi menyebutkan selalu membuat rencana operasional serta rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi.

Tulisan lengkap: Download di Pustaka Unpad (pdf)

Kajian Dinamika Organisasi Pada Koperasi Peternakan

Nugraha Setiawan

Koperasi memiliki perangkat organisasi yang terdiri atas rapat anggota, jajaran pengurus, dan pengawas. Rapat Anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam kehidupan berkoperasi. Perangkat organisasi lain yaitu Pengurus Koperasi mengemban kepercayaan anggota koperasi yang diputuskan dalam rapat anggota, dan dalam mengawasi jalannya koperasi, Pengawas berkewajiban untuk menilai apakah upaya yang dijalankan sudah sesuai dengan tujuannya atau tidak. Mengutamakan manusia dalam pembangunan, termasuk dalam pembangunan koperasi, sering tidak semulus konsep idealnya. Koperasi yang seharusnya mengutamakan para anggota, sering terkalahkan oleh kepentingan-kepentingan lain, baik itu dari dalam koperasi sendiri maupun dari luar koperasi, sementara para anggota kesejahteraannya terabaikan. Hal ini pada akhirnya bisa menyebabkan keruntuhan institusi koperasi. Untuk melihat perkembangan koperasi, antara lain dapat dilihat dari kondisi dinamika organisasinya. Organisasi yang dinamis selalu ditandai dengan adanya kegiatan interaksi, baik dalam organisasinya sendiri, maupun dengan pihak-pihak luar. Interaksi harus dilakukan sebagai suatu cara untuk mencapai tujuan organisasi tersebut.

Tulisan lengkap: Download di Pustaka Unpad (pdf)

11 Maret 2009

Perkembangan Konsumsi Protein Hewani di Indonesia:Analisis Hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional 2002-2005

Nugraha Setiawan

Tulisan ini bertujuan mengkaji perkembangan konsumsi protein hewani di Indonesia antara tahun 2002-2005, dengan melakukan pendalaman pada sumber protein asal ternak. Metode studi memakai pendekatan penelaahan data sekunder, dengan menggunakan analisis statistik deskriptif. Hasil pengkajian menunjukkan, telah terjadi peningkatan konsumsi protein. Namun jika dilihat dari sumbernya, konsumsi protein hewani masih kurang memadai. Sebagian besar protein hewani yang dikonsumsi berasal dari produk perikanan, walaupun ada kecenderungan konsumsi protein yang berasal dari produk peternakan semakin meningkat. Pada awalnya, yang lebih banyak dikonsumsi adalah protein yang berasal dari telur dan susu, tetapi kemudian berubah menjadi lebih banyak bersumber dari daging.

Tulisan lengkap: Download di Pustaka Unpad (pdf)